Rachmat Gobel sedang mencoba meracik minuman baru untuk pasar ekspor. Kopi dicampur ekstrak durian. Tim Rakyat Merdeka mencicipi kopi ini saat berkunjung ke kantor Menteri Perdagangan, awal pekan lalu. Saat kopi disuguhkan di meja, wangi durennya merebak kemana-mana.
Kopi ini wangi dan enak sekali. Bagaimana ceritanya, kepikiran bikin racikan kopi duren? Tadinya, saya mau ekspor duren. Tapi usia duren tidak lama. Karena itu, timbul ide lain. Kopi duren yang ini sebenarnya belum boleh dijual, karena racikannya masih harus disempurnakan.
Sudah enak kok rasanya. Ini terlalu manis, dan bagusnya menggunakan gula merah. Saya juga kasih ide ke produsen permen kopi untuk men-develop produk mereka.
Mau diekspor kemana?Rencananya ke afrika dan mesir. Saya sudah bicara ke mereka, ada yang berminat.
Kami lantas dibekali dua kotak kopi duren untuk dibawa pulang. Di dus warna coklat itu, tercantum merknya RG. Jadi merknya RG, Rachmat Gobel? Itu ide lucu-lucuan. Jangan RG-lah, malu (tertawa). Belum disempurnakan (tertawa). Seluruh kopi Indonesia harusnya dipromosikan di sini. Saya juga ingin promosi jamu. Saya mau membuat cafe jamu di bawah sini (di kantor).
Sebelum pulang, kami diajak mampir masuk ke ruang kerjanya. Bagus dan tertata rapi sekali. Ada meja kursi untuk rapat, yang salah satu sudutnya dihijaukan dengan pepohonan. Yang unik, persis di meja kerja ada hiasan batu. Berbentuk kelereng-kelereng. Beragam jenis dan warna-warni, ditaruh di nampan kayu. “Batu kita mestinya bisa lebih cantik dari ini,” katanya. “Untuk meningkatkan nilai batu, mestinya dibuat perhiasan. Tak hanya jadi cincin saja,” kata Pak Menteri. ***
Artikel ini dimuat di Rakyat Merdeka
edisi Senin, 8 Juni 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar