Selasa, 27 Oktober 2015

Jeffrey Polnaja, Biker Indonesia Pertama Keliling Dunia Sendirian: Terdampar di Atacama, Saya Survive Karena Salju...



Jeffrey Polnaja pernah diledek sebagai orang gila. Tapi dia tak peduli. Semangat, tekad dan keyakinannya membara. Si gila ini, akhirnya bisa mewujudkan hal yang dianggap mustahil, jadi kenyataan. Maka, dunia pun terpana. Kini, Jeffrey dikenal sebagai orang Indonesia pertama yang keliling dunia mengendarai motor seorang diri. Atau para petualang menyebutnya, solo ride. Orang-orang menjulukinya The Wind Rider. Ada juga yang menyapanya, Kang JJ, alias Jurig Jalanan.
            Berbicara dengan Jeffrey, kita terkesima. Tampang garang saat di atas motor, seolah berbanding terbalik dengan sikapnya yang rendah hati, murah senyum dan kata-kata yang penuh filosofi kehidupan. Di Cireundeu, rumah sahabatnya, Jeffrey menerima Tim Rakyat Merdeka (Kiki Iswara, Ratna Susilowati, Ahmad Lathif Rosyidi dan Fotografer Wahyu Dwi Nugroho).
 
            Menjadi duta bangsa dengan mempertaruhkan nyawa adalah sebuah rekor tersendiri. Mengapa Anda memilih bermotor dan keliling dunia?
Saya ingin mengajak anak-anak muda meng-eksplore dirinya dan belajar menghargai orang, termasuk budayanya. Saat di comfort-zone, kadang kita merasa tidak perlu berubah. Keluar dari zona itu, barulah kita merasa, we are nothing. Di situlah, kita akan banyak belajar.
 
Apakah ada tujuan tertentu, dan mengapa memilih tema Ride For Peace?
Saya tidak mengejar target. Ini didedikasikan untuk perdamaian. Indonesia, saat itu, dicap sebagai negara teroris. Padahal, muslim bukanlah teroris. Untuk melawan stigma seperti itu, tidak cukup hanya bawa spanduk lalu teriak-teriak. Saya bermotor, keliling, bertemu semua elemen masyarakat, dari pinggiran sampai perkotaan. Dari rakyat biasa sampai pejabatnya. We show them that we are not terorist. Di jalanan, saya melihat, manusia itu sebenarnya sama. Yang membedakan, budaya yang berkembang dari tempat hidupnya. Jadi, harusnya, di dunia ini kita berkawan, bersaudara. Untuk apa bermusuhan, konflik dan perang.
 
Kapan mulai tercetus niat keliling dunia, bagaimana kisah awalnya?
Tahun 2001, terjadi tragedi 911, saya menyaksikan berita pesawat menabrak menara WTC. Anak saya bilang, setiap hari ayah mengingatkan agar saya baik sama kawan-kawan, tapi mengapa orang saling membunuh. Itulah yang jadi trigger dari perjalanan saya.
 
*(Jeffrey start di Jakarta 23 April 2006. Beberapa bulan sebelumnya, dia mengalami kecelakaan berat hingga lumpuh dan hanya bisa menggerakan jari-jari. “Dalam kondisi begitu, saya melihat anak saya. I just lying down, tapi saya janji pada diri sendiri, saya akan keliling dunia untuk dia,” kata Jeffrey. Dia berusaha keras mencari sponsor, dan menjual usahanya. “Ada yang mengatakan, sejak Indonesia merdeka, belum pernah ada orang Indonesia yang keliling dunia. Jadi, anda jangan mimpi ya,” kenangnya. Tapi, semua penolakan dan keraguan orang, justru makin menguatkan tekadnya.
“Selama 5 tahun, mental saya seperti dilatih oleh Sang Pencipta. Ditabrak, lumpuh, tapi bisa bangun lagi. Orang mengatai saya gila, impossible tapi saya, keep on going. Akhirnya dapat sponsor, dihitung, hanya bisa ongkos ke 9 negara. Orang bilang nggak cukup, tapi saya tetap jalan. Ternyata sampai akhirnya bisa mencapai 70 negara,” ujar Jeffrey. Modal awalnya tak sampai semiliar rupiah. Bahkan, kemampuan bahasa Inggris pun ala kadarnya. “Ya, cuma bisa ngomong Inggris khas pelajaran di saat sekolah. Misalnya, Hi my name is.. I come from.. bla.. bla dan seterunya. Tapi akhirnya, belajar dan bahkan saya bisa presentasi di depan orang-orang asing di sejumlah negara,” paparnya.
Perjalanan tahap 1 mencapai 70 negara, dan Jeffrey kembali ke Indonesia November 2008. Motornya pernah hilang dicuri saat di Belanda. Tapi itu tak menyurutkan semangatnya. Jeffrey pun meneruskan perjalanan, dan berakhir pada 20 September lalu. Selama hampir 8 tahun, Jeffrey berkendara 420 ribu kilometer, mendatangi 97 negara di lima benua.
“Dengan kekuatan mental dan pikiran, kita bisa. Manusia diciptakan dengan kekuatan luar biasa. Tapi manusia jugalah yang kerap membuatnya jadi biasa. Alam bukanlah sesuatu yang harus ditantang, atau dilawan. Tapi dijadikan sahabat. Saat salju turun, atau panas terik, nikmati dan disyukuri. Saya bisa, bukan karena hebat. Saat kita bersyukur dan gembira, sel-sel tubuh jadi senang dan memberikan energi luar biasa,” katanya.)
 
Bagaimana pengalaman menghadapi suhu dan kondisi paling ekstrim? Di
Alaska, misalnya, siang hari 55 derajat, tapi begitu malam nge-drop sampai minus 8 derajat. Tapi Alhamdulillah tidak pernah sakit berat. Saat start, usia sudah lebih dari 40 tahun, tapi kondisi cukup sehat. Saya sering riding dan pernah keliling Indonesia. Tua atau muda itu kuncinya dipikiran kita. Selama 7 tahun di jalanan, mengalami flu 2 kali. Saat pulang ke rumah, barulah semua badan terasa sakit (hahaha).
 
Siapa yang memfasilitasi dan membantu selama perjalanan ini?
Banyak orang membantu. Ketika start, saya seperti blank canvas. Tidak tahu bagaimana menghadapi cross border dan sebagainya, karena tak pernah ada contoh. Awalnya, sebelum jalan menuju negara tertentu, saya arrange semua, mulai dari rute sampai hotel. Tapi setelah enam bulan, ternyata lebih baik menggelinding saja, sehingga saya tidak berkejaran dengan waktu. Saat menemukan pemandangan bagus, saya camping. Saya tak mau melewatkannya, dan menikmatinya.
Di jalanan, saya banyak belajar. Dulu tidak tahu caranya presentasi, sekarang bisa. Dan di luar negeri, tiap presentasi dapat 2.000 USD. Itu lumayan untuk biaya menyambung perjalanan. Sebulan, bisa 8.000 USD. Saya juga mensiasati pembiayaan. Di negara-negara tertentu bisa saving, di negara lain, sharing. Tuhan memberi kita dua tangan, menerima dan memberi. Yang penting pandai mengatur.
Saat membanggakan, saya diundang Horison’s Unlimited Traveller Meeting, tahun 2013, di Amerika. Bertemu para legenda penjelajah dunia seperti Ted Simon dan Sam Manicom. Saya presentasi di penutup acara itu. Saya sampai menangis terharu. Itu penghargaan luar biasa untuk Indonesia. Mereka mungkin lupa nama saya, tapi mereka akan ingat bahwa saya orang Indonesia.
 
 
*(Ted Simon adalah biker Jerman kelahiran Inggris. Dia legenda petualang dunia. Tahun 1973, Simon berkendara 103 ribu kilometer dan melalui 45 negara, selama 4 tahun. Ted Simon Foundation mendirikan Jupiter’s Traveler, yang anggotanya 5 juta penjelajah dunia. Sedangkan Sam Manicom, kelahiran Belgia, biker selama 8 tahun, melalui 55 negara, sepanjang 321 ribu kilometer).
 

Terjauh berkendara sehari berapa kilometer?
Pernah 1.400 kilometer tak berhenti, saat melewati Gulag, Siberia. Daerah yang cukup berbahaya. Setelah berkendara 600 km, cari hotel, ternyata penuh. Diberi petunjuk next hotel, sekitar 200 km, saya terus. Ternyata penuh juga. Saat itu summer, jadi siangnya amat panjang. Sampai jam 10 malam, masih terang. Melihat saya kelelahan, pemilik hotel terakhir rupanya kasian, dan saya ditawari tidur di atas menara penjaga. Begitu bangun pagi, wah rasanya luar biasa. Saya tidur dikelilingi pemandangan menakjubkan. Keajaiban dan pertolongan Tuhan, sering saya alami. Saya banyak dibantu orang, mengandalkan skill dan networking. Tapi saya pantang meminta-minta. Pokoknya, jalani saja, maka pertolongan datang.
 
*(Gulag dikenal sebagai kamp kerja paksa yang didirikan tahun 1917. Gulag adalah tempat buangan para penjahat, dan tahanan politik. Tahun 1939, labih dari 1,5 juta orang dibuang di sini. Orang yang selesai menjalani hukuman tidak diizinkan kembali ke kota, sehingga banyak menetap di kota-kota sekitaran Gulag).
 
Kenapa memilih motor BMW, dan bagaimana mensiasati bawaan yang banyak? Saya butuh motor dengan engine besar. Tapi saat itu sulit, karena motor besar surat-suratnya banyak yang ilegal. Akhirnya ketemu BMW, ada surat resmi tapi umurnya kuno. Tapi nggak apa-apa. Pakai motor kuno, touch-nya beda.
Beban yang dibawa di motor memang overload. Sekitar 450 kilo. Ahli dari Jerman pernah meragukan saya bisa sampai ke negaranya, dengan beban seberat itu. Tapi, saya buktikan bisa. Lalu, dia malah mau tukar motor ini dengan yang baru.
 
*(Jeffrey mengendarai BMW R1150GS dengan nomor D 5010 JJ. Mengusung bendera Ride For Peace, tahun 2006-2008, Jeffrey menjelajahi 72 negara di Asia, Timur Tengah, Afrika dan Eropa. Lalu, dilanjutkan tahun 2012, mulai di Paris, Perancis, dan masuk Benua Amerika melalui Vancouver, Canada. Motornya sempat hilang di Belanda, dan diganti motor sejenis, dengan nomor D 5010 JP. Di Alaska, dia melalui loose gravel, ribuan kilometer sepanjang Dalton Highway dan mencapai Deadhorse, Prudhoe Bay, jalanan di utara Amerika yang amat terkenal keganasan medannya. Juli 2015, sampai di Australia, lalu masuk Timor Leste, menuju Indonesia dan perjalanannya berakhir di Jakarta pada 20 September yang lalu. Total 97 negara.
 
Apa saja yang Anda bawa di motor?Yang saya bawa, rumah, karena bisa kemping dimana saja. Saya bawa dapur, bisa masak apa saja termasuk omelete. Juga bawa garasi, bengkel. Saya bisa perbaiki kerusakan motor. Saya bawa kantor. Saya bisa mengedit foto, membuat video sendiri. Semua barang itu, dipacking khusus dan lebih simpel. Menurut saya, tiap orang kebutuhannya beda. Jadi bawa apa saja boleh, asal membuat diri kita nyaman.
 
Bisa dikisahkan, pengalaman di perjalanan yang paling luar biasa?
Saat di tengah gurun, sering kesasar, karena di GPS, kadang tidak ada rutenya. Yang paling berat di Atacama (Amerika Selatan). Itu gurun terkering di dunia. Dua hari tersesat dan kehabisan air. Di peta, jaraknya sekitar 60 km, tapi pasirnya lembut sekali jadi saya mendorong motor jalan kaki, sekitar 10 km. Jelang malam, air tinggal sedikit. Saya berpikir, mungkin besok meninggal. Saya berserah. Bukan pasrah, bukan menyerah. Saya bicara sendiri, dan berterimakasih kepada Yang Kuasa. “Terimakasih, saya sudah sampai di sini. Mungkin besok saya meninggal, tapi tak mengapa. Itu Kuasa-Mu.” Malam, saya tertidur, tiba-tiba mengalami kedinginan luar biasa. Saya pakai dua lapis sleeping bag, dan baju salju, tetap dingin. Tengah malam, saya ingin kencing, saya tampung airnya, untuk bertahan hidup. Tapi begitu buka tenda, saya melihat salju. Wow, luar biasa. Bayangkan, di gurun terkering di dunia, bisa turun salju. Tuhan tidak tidur. Saya kumpulkan salju dalam botol besar. Saya selamat.
            Saya juga sering dalam kondisi bahaya. Tapi akhirnya saya menyimpulkan, bahaya itu tergantung waktu dan tempat. Di Jakarta pun bisa celaka kalau waktu dan tempatnya salah. Saat di Meksiko, saya masuk wilayah yang tidak ada polisinya, karena dikuasai kartel narkoba. Local rider melarang saya masuk ke wilayah itu. Tapi, makin dilarang malah penasaran. Dua hari sebelum ke situ, saya posting di facebook, ternyata ada kawan yang berada di sekitarannya, mention saya. Orang ini pernah saya tolong saat di Alaska, dan kini gantian, membantu saya. Dia mengawal saya di jalanan. Motor kadang menepi di jam-jam tertentu jika masuk informasi kartel narkoba akan lewat. Saya tidak sok jagoan. Kuncinya respek pada orang lain, maka Tuhan akan kasih jalan.
 
Berarti, hasil dari perjalanan ini membuat Anda makin religius ya...
Saya banyak mendapat pengalaman spiritual dan pencerahan. Karakter saya jadi jauh berubah. Saat takut, saya yakin kepada Yang Di atas. Pernah ditodong senjata di Afghanistan, saya tetap tenang. Yang menodong itu bingung, “Anda tidak takut? Nggak. Kamu akan mati? Saya jawab, I know.” Begitu saya membuka helm, dia kaget melihat kulit saya hitam dan bilang dari Indonesia. Orang itu akhirnya melepaskan saya, karena dia ingat dulu pernah ditolong banyak mujahidin Indonesia, saat melawan musuhnya.
 
Atas keberanian mengelilingi dunia sendirian, jangan-jangan urat takut anda sudah putus..
Hahaha. Sebenarnya ketakutan itu bisa jadi rem. Ketika kita berserah, maka serahkan diri kita 100 persen kepadaNya. Apapun yang terbaik, itu keputusanNya. Saat kita takut, klik di otak kita, ke zero emotion. Buat diri kita numb. Bebal, netral. Percaya kepada kekuatan Yang Maha Kuasa. Saya sendirian di jalanan, tapi ada Yang Di Atas yang menemani. When you are alone, you never be alone.
Di Pakistan, saya berputar-putar di jalanan, tak tentu. Tiba-tiba ada orang berhenti dan bertanya, mau kemana, dan mana temanmu? Saya jawab sendirian. Wah, dia kaget. Dia bilang ini areal bahaya, mari ikuti saya. Nah, akhirnya dia jadi teman saya. Coba, misalkan, saat itu saya berdua, belum tentu dia berhenti dan membantu saya.
 
Tips menepis rasa takut? Ibarat kita naik kendaraan, saat malam menyalakan lampu. Nah, kita melihat, jarak sepanjang jalur yang diterangi lampu. Kerjakan dan fokus pada bagian yang terang itu. Rasa takut dan kuatir timbul karena kita sering memikirkan bagian yang gelap. Kerjakan yang bagian terang saja. Kita nge-gas kendaraan, toh akhirnya maju. Pelan-pelan pun akhirnya sampai.
 
 
Bertahun-tahun di jalanan, bagaimana dukungan keluarga?
Keluarga tidak ada masalah. Saat mau start, saya bertanya kepada mereka, dan akhirnya kami sekeluarga committe. Saya berterimakasih pada teknologi. Bisa telepon, skype saat ada kesempatan.
 
Apa mimpi atau rencana Anda selanjutnya?
Saat ini saya ingin menginspirasi generasi muda. Banyak undangan ke kampus-kampus, untuk memotivasi. Saya yakinkan mereka, kita ini bangsa yang mampu dan punya segalanya. We have everything. Salju, gurun, gunung, pantai yang indah, dan sebagainya. Kita ibarat lahir di surga, tapi sering kurang menghargai. Masih buang sampah sembarangan. Maka, mulailah kita menghargai dari hal-hal kecil. Kalau kita melakukan ini, kita akan jadi bangsa juara dunia.
 
 

 
Sudah Keliling Indonesia Di Usia 25 Tahun
Pernah Disangka Mata-mata Di Pakistan
 
Begitu punya SIM, Jeffrey mengendarai motor Honda CB100 dari Bandung sampai Bali. Sendirian. Setelah itu petualangannya tak berhenti. Jeffrey lahir di Bandung, 18 Juni 1962. Di usia 25 tahun, dia sudah bermotor keliling Indonesia. Saat muda, Jeffrey hobi mendaki gunung, terbang layang solo flight, menunggang kuda dan menembak.
Atas prestasinya keliling dunia, Jeffrey diganjar berbagai penghargaan. Salah satunya yang prestisius dari Ikatan Motor Indonesia. Sejak IMI berdiri seratus tahun lalu, baru dua orang yang menerima penghargaan ini. Salah satunya Jeffrey. Dia juga tercatat sebagai orang Indonesia pertama yang bergabung dalam organisasi penjelajah dunia Jupiter’s Traveller, naungan legenda Ted Simon Foundation.
 
            Saat keliling dunia, motornya pernah rusak atau jatuh? Gear box rusak berulang kali. Ganti ban 39 pasang. Motor pernah ganti tapi tak pernah beli. Kalau motor rusak di jalan, saya perbaiki sendiri. Ada beberapa alat khusus yang diberi atau tukaran dengan teman saat di perjalanan. Tapi, sebelum rusak parah, dan saat terasa gejalanya, saya belok ke kota. Jadi diperbaiki di bengkel. Ban bocor pertama kali di Malaysia. Saya perbaiki sendiri, butuh waktu 8 jam. Duduk di pinggir jalan, sambil membaca buku manual. Bongkar, bongkar. Susah dan keringatan. Tapi, akhirnya belajar. Berikutnya, sudah tidak 8 jam lagi. Kalau motor jatuh di gurun, memberdirikannya bisa dua jam. Saya unload dulu barangnya. Gerakan tidak bisa cepat karena hemat tenaga di suhu yang panas.
            Saat lewat daerah konflik, apakah tidak dicurigai sebagai mata-mata? Ya, pernah saat di Pakistan. Saya diinterogasi berkali-kali. Di Islamabad, mereka geledah saya tiga jam, mencari telepon satelit. Sebelum ketahuan, saya benamkan telepon satelit milik saya ke dalam pasir. Kalau ketahuan, saya pasti langsung masuk penjara. Sejak itu, saya tidak pernah lagi membawa telepon satelit.
            Apakah di perjalanan pernah jatuh cinta lihat wanita cantik di negara-negara tertentu? Apalagi jauh dari anak istri? Awalnya, memang berat menahan godaan. Tapi, saya sering mengingatkan diri. “Hati-hati nanti kena penyakit. Nanti kena aids.” Saya respek pada isteri saya. Dia mengizinkan saya pergi. Tak semua istri bisa bersikap seperti itu. Pada dasarnya, godaan itu datang karena kita meng-create. Jadi, saya akhirnya bersikap rileks dan lurus-lurus saja. Saat “kepenuhan” ya luar biasa, malah diberi mimpi kan (hahaha). ***
 
Note: Semua foto-foto yang ditayang di atas adalah Koleksi Pribadi Jeffrey Polnaja. 

Wawancara ini dimuat di 
Harian Rakyat Merdeka
Edisi Kamis, 28 Oktober 2015 (Inspirasi di Hari Sumpah Pemuda)

 

Senin, 26 Oktober 2015

Eksklusif Dengan Pramono Anung: Dua hari Sekali, Saya Ke Teuku Umar...






  Telur racikan Megawati sangat istimewa. Ini makanan favorit Pramono Anung. Karena “telur” inilah, dua hari sekali, dia  menyambangi Teuku Umar, kediaman Megawati, Ketua Umum PDIP.
“Namanya orang partai ya pasti ketemu ketua umum-nya. Saya sangat hormat dengan Ibu Mega. Kalau ada waktu senggang, saya pasti ke Teuku Umar untuk makan. Makanan di Teuku Umar lebih enak daripada di sini. Telur yang dimasak di rumah Ibu, enak sekali. Mungkin belakangan ini saya lebih sering ke sana. Dua hari sekali, saya pasti ke Teuku Umar. Tinggal bilang saja, Mba, saya mau makan dan Ibu sudah tahu. Begitu saya datang di Teuku Umar, sudah dimasakin,” kata Pramono, Sekretaris Kabinet, saat wawancara eksklusif dengan Tim Rakyat Merdeka (Kiki Iswara, Ratna Susilowati, Kartika Sari dan Fotografer Randy Trikurniawan), Jumat (23/10).
 
Apa saja yang diobrolin dengan Ibu Mega? Ya, banyak hal. Tapi kita nggak boleh ngerasani Presiden ya (hahaha). Yang jelas, apa yang dipersepsikan di luar tentang hubungan Ibu dengan Presiden atau pembantu Presiden, itu tidak benar. Hubungan Ibu dengan Presiden sangat baik.
Seberapa sering Presiden ke Teuku Umar? Wah, itu rahasia negara. Yang jelas, komunikasi beliau sangat cair dan berjalan baik.
Belakangan ini ramai isu reshuffle kabinet lagi. Bagaimana tanggapan Anda? Ini di luar, seringkali hebohnya lebih seru. Padahal, di Istana adem ayem. Presiden sudah menyampaikan bahwa beliau belum memikirkan itu. Dalam pikiran beliau, saat ini ada 3 prioritas. Pertama, tentang asap. Tidak ada ratas yang lebih sering daripada tentang asap. Sampai hari ini, sudah ada 5 kali rapat tentang itu. Dalam rapat hari ini, bahkan ada perdebatan sangat seru, tentang apakah sudah waktunya atau belum menyatakan asap sebagai kondisi darurat dan bencana nasional. Presiden meminta kita mengkaji betul, karena status ini akan ada plus minusnya. Kedua, persoalan ekonomi. Dan ketiga, infrastruktur.
 
Sejumlah orang PDIP terus meminta agar Menteri Rini Soemarno diganti. Padahal, ada kabar hubungan Bu Megawati dan Bu Rini Soemarno sekarang sudah baikan. Kondisi sebenarnya bagaimana?  Soal itu, tanya pada beliau berdua. Saya Seskab, bukan pengamat hubungan (hahaha).
 
Kabarnya, keputusan reshuffle akan ada, sepulangnya Presiden dari kunjungan ke Amerika?Beliau yang tahu. Beliau yang punya kekuasaan dan beliau yang mempunyai kewenangan. Itu hak beliau.***

 


Pramono Anung, Menjembatani Jokowi & Megawati: Saya Sering Ditugasi Di Luar
Keseharian Tugas Seskab
 
    Posisi Pramono Anung sangat spesial. Politisi ini termasuk yang disayang Megawati. Pernah dua periode duduk di kursi Sekjen PDIP, dan bertahun-tahun di parlemen. Sejak Agustus lalu, Presiden mengangkatnya ke lingkaran Istana, sebagai Sekretaris Kabinet. Maka, jadilah Pramono Anung jembatan strategis antara Jokowi dan Megawati.
          Selepas Jumatan (23/10), Tim Rakyat Merdeka (Kiki Iswara, Ratna Susilowati, Kartika Sari dan Fotografer Randy Trikurniawan), mewawancarai Pramono Anung di kantornya. Berikut ini petikannya.
 
Apa fokus dan prioritas kerja Anda saat ini? Presiden dan Wapres serba cepat dalam pengambilan keputusan. Setiap hari, ada keputusan yang dibuat dan di-deliver kepada masyarakat. Semua prosesnya, manajemen, sirkulasi dan pengaturannya ada di Sekretariat Kabinet. Seskab bertanggungjawab terhadap manajerial pemerintahan secara keseluruhan. Praktis, speed kerja tinggi sekali. Saya tidak berpretensi bahwa saya ini bisa mempercepat ritme kerja kabinet. Tapi, minimal dengan pengalaman, networking dan –apalagi hampir semua menteri sudah saya kenal—sehingga sangat memudahkan kerja di kabinet. Dua bulan terakhir, misalnya, kabinet ini sangat aktif rapat dan mengambil keputusan. Presiden melakukan struktural reform, perubahan deregulasi besar-besaran dalam bidang perizinan, dan melahirkan banyak paket kebijakan ekonomi. Untuk melakukan ini semua, keberanian pemimpin sangat diuji. Dan tugas saya adalah mempermudah agar semua proses itu berjalan baik, transparan dan kredibel. Sekarang, misalnya, setelah sidang kabinet, diatur siapa yang bicara, agar soundbyte-nya sama. Walau ruang dialog dan otokritik tetap diberikan diantara kita sendiri.
 
Bagaimana perbedaan suasana kerja dulu, saat di parlemen dan sekarang di pemerintahan. Proses adaptasinya seberapa sulit? Sayamemiliki pengalaman cukup panjang. Pernah jadi wasekjen dan sekjen partai. Saat jadi wasekjen, malah sudah attach ke Bu Mega, yang ketika itu wapres dan kemudian presiden. Sehingga pengalaman berinteraksi di Istana, sudah ada. Saat itu, menyiapkan beberapa hal untuk Ibu Mega, sebagai ketua umum partai, sekaligus presiden. Kadang, pemisahan tugasnya ketika itu, memang tidak gampang. Di DPR, saya terpilih 4 kali menjadi anggota dewan, dua kali diantaranya saya mundur karena di saat bersamaan menjadi Sekjen PDIP.
Perbedaan mendasar suasana kerja tentu ada. Saat di DPR, kita bicara dari pagi sampai malam dengan berbagai gagasan besar, karena tugasnya legislasi, pengawasan dan budgeting. Di sini, jelas jadi berbeda. Apa yang kita putuskan, ya hasilnya dirasakan secara langsung. Kami betul-betul menggodok substansi dengan sangat hati-hati, karena dampaknya langsung ke publik. Misalnya, tentang Perpres LRT, Highspeed Train, LRT di Sumsel, dan sebagainya. Di tempat ini, kerja tidak boleh salah.
 
Jadi, kebijakan dan putusan Presiden, dapurnya di sini ya? Ya, kita dapur. Apa yang disampaikan, diputuskan, itu otoritas Presiden, tapi tugas menggodoknya di sini.
 
Lebih enak mana, jadi wakil rakyat atau anggota kabinet? Ya, masing-masing ada plus minusnya. Wakil rakyat memiliki kebebasan pribadi yang luar biasa. Tapi di sini, beda. Presiden bekerja setiap hari mulai jam 9 pagi, sampai jam 9 malam. Kerja kita, ya minimal sama atau bisa lebih. Karena ibarat memasak, ya persiapannya butuh waktu lebih lama.
 
Anda memiliki jam terbang lama di partai politik. Sehingga bisa menempatkan diri sebagai jembatan penyambung lidah Senayan dan Istana, juga antara Parpol dengan Presiden.  Yang jelas, saya bekerja atas penugasan Presiden. Bagaimana pun, keberadaan saya di sini adalah untuk membantu tugas Presiden. Presiden menugaskan, ya saya akan jalan. Sebagai mesin yang dimiliki Presiden, maka apapun yang dilakukan, saya persiapkan untuk beliau. Tugas saya mempersiapkan, sedangkan keputusan, kebijakan dan policy sepenuhnya di tangan Presiden. Pembantu Presiden banyak, sehingga saya tak mau berpretensi. Tapi, karena latar belakang, komunikasi, kedekatan, jejaring, ya saya seringkali ditugasi hal-hal yang bukan menjadi tugas keseharian di Sekretariat Kabinet. Dan itu nggak perlu-lah disebutkan.
 
Berarti cocok kalau ada yang menyebut, Anda ini jembatan Teuku Umar-Istana ya? Saya menjadi jembatan bagi semuanya. Bukan hanya dalam persoalan politik, tapi juga lainnya, yang ditujukkan untuk mempermudah Presiden saat mengambil kebijakan, keputusan. Apalagi, karakter Presiden, sering saya sebut sebagai man in action, cepat ambil keputusan, langsung berbuat sesuatu yang manfaat bagi khalayak.
 
Ritme kerja Presiden cepat, bagaimana mengimbanginya?Presiden dengan saya, gelombangnya relatif sama. Saya karakternya juga termasuk tidak bisa diam. Saya berusaha bekerja lebih cepat. Di kantor ini, misalnya, yang namanya delay tidak boleh terjadi. Sekarang, pagi, di meja masih bertumpuk-tumpuk, tapi pas pulang, tidak ada lagi. Ini semua (dokumen) mengalir ke Presiden, sehingga tugas beliau akan terbantu jika tak ada yang di-delay atau di-postpone.
 
Apakah tiap hari keep intouch dengan Presiden? Ya, tiap hari.
 
Bisa diceritakan, kesibukan harian Presiden itu bagaimana?
Setiap hari, Presiden menemui tamu yang jumlahnya lebih dari 14 pertemuan. Biasanya, setiap tamu diterima sekitar 30 menit. Sedangkan menteri, sekitar 15 menit. Presiden ingin menteri yang datang melapor, langsung ke pokok persoalan, tanpa basa basi. Beliau bukan orang yang suka bicara terlalu ngawang-ngawang. Kalau pergi ke daerah, Presiden memutuskan berangkat, dua hari sebelumnya. Beliau juga puasa Senin-Kamis. Meskipun turun ke lapangan yang terik, beliau tetap puasa, makanya sekarang saya turun 4 kilo (hahaha).
 
Belakangan ini, ada beberapa menteri yang pandangannya terkesan bertentangan. Kalangan dunia usaha mengkritik kondisi ini, karena seperti terjadi saling serang di dalam pemerintahan.  Presiden memahami sepenuhnya bahwa otokritik itu perlu. Tapi semuanya sepakat, bahwa begitu Presiden memutuskan, tidak boleh lagi ada yang sikapnya berbeda. Tentang listrik 35 ribu Megawaat, misalnya, semua harus mendukung, setelah diputuskan. Juga nanti tentang Freeport. Bahwa saat ini ada beda sudut pandang dan perdebatan, ya silakan saja. Tidak apa-apa. Tapi, nanti setelah ada keputusan, maka tidak boleh lagi ada perbedaan. Saat ini, sering publik menangkap ada perbedaan, di saat belum ada keputusan Presiden.
 
Bagaimana peran Seskab, supaya kabinet ini satu suara?
Makanya, jika di sidang kabinet ada keputusan, saya, atas petunjuk Presiden, betul-betul ikut mengatur, siapa yang boleh bicara kepada publik. Soal kereta cepat, misalnya, kini sudah selesai urusannya. Perpres sudah ada.
 
          Sebelumnya, Menko Rizal Ramli mengkritik pedas proyek kereta cepat. Bahkan menyebut ada pejabat yang bermain-main dan mengambil keuntungan dari rencana itu.
 
Oh, soal kereta cepat sudah selesai ya. Apakah itu sesuai nawacita? Sebab banyak kalangan PDIP mengkritik ini. Pokoknya, Perpres sudah selesai, dan kita yakin. Jadi, harus dilaksanakan.
 
Setelah ada keputusan Presiden, kalau masih ada menteri nyanyi warna-warni, bagaimana? Kalau masih ada yang berpolemik, ya saya biasanya ditugaskan Presiden untuk menyampaikan, ini keputusan Presiden, ini garis Presiden begini. Kalau masih nyanyi lagi, ya ditegur. Saya yang diminta Presiden menegur.
 
Pernah menegur menteri mana?Pernah. Ya atas nama Presiden. Pokoknya begitu sudah diputuskan, tak boleh lagi ada perbedaan. Saya ini manajerial kabinet. Bagian saya, menyampaikan keputusan-keputusan Presiden. Ini instruksi Presiden. Ini arahannya Presiden.
 
Bagaimana hubungan Presiden dengan para ketua-ketua umum partai politik. Apakah masih ada jalinan komunikasi dengan Koalisi Indonesia Hebat dan Koalisi Merah Putih? Setelah pulang dari Amerika, rencananya akan ada rapat para ketua umum partai politik.
 
Memangnya KMP dan KIH masih ada? Dalam politik, antara ada dan tidak ada, harus diadakan. Di-maintenance. Meskipun di DPR, kenyataannya, hubungan antarparpol sangat cair.
 
Hubungan Presiden Jokowi dan SBY bagaimana. Kelihatannya, akhir-akhir ini SBY sering memberikan nasihat untuk Presiden, melalui twitter atau jejaring sosial.
Presiden menerima saran dari siapapun, termasuk siapapun yang tidak sedang dalam pemerintahan. Kita mendengarkan, kita menghadapi. Bahwa sampai ada yang menyebut pemerintahan ini bodoh atau lemah, ya kita berterimakasih. Lebih baik bodoh tapi bekerja. Daripada pintar tapi hasilnya begitu-begitu saja. Tapi, setahu saya, komnikasi mereka (Presiden dan SBY), baik-baik saja.
 
Satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, banyak survei yang hasil penilaiannya dengan tone negatif. Tanggapan? Presiden menanggapinya dengan bekerja. Perubahan itu pilihan. Dan yang dipilih Presiden memang pahit. Tapi diyakini benar. Tahun 2017, yakin akan ada perubahan drastis dalam sistem transportasi dan lainnya. Misal, semua daerah sekarang diberi prioritas untuk memiliki bandara dan runaway diperpanjang. Di Jakarta, saat ini kemacetan makin meningkat karena ada pembangunan LRT, MRT. Tapi, akan kita rasakan beda, setelah nanti selesai. Inilah yang namanya keberanian mengambil keputusan. Berani dengan risikonya.
 
Bagaimana koordinasi pekerjaan antara Seskab, Mensesneg dan Kepala Staf Kepresidenan?  Saat ini sudah berjalan dengan baik. Yang terkait dengan protokoler sehari-hari kegiatan kepresidenan, itu Pak Pratik (Mensesneg). Dan monitoring ada di Pak Teten (Kepala Staf Kepresidenan). Di sini (Seskab), yang menggodok substansi dan hal-hal yang terkait dengan kementerian.
 
Memperkecil kesalahan teknis administrasi, terutama di Istana, bagaimana caranya? Beberapa departemen sudah melakukan perbaikan. Saya banyak belajar juga. Selama ini kita hanya melihat di luar sistem. Tapi, saya lihat mesin birokrasi, terutama di Istana cukup baik. Di kantor saya, saya bilang ke staf, tidak boleh lagi ada meleng, salah ketik. Ini nggak ada zamannya lagi seperti itu.
 
Pemerintah meluncurkan banyak sekali paket kebijakan ekonomi. Di atas kertas, bagus tapi banyak yang khawatir implementasinya menemui hambatan. Bagaimana sosialisasi paket-paket kebijakan ekonomi ini sampai di bawah?Memang ada persoalan hambatan. Tapi, terpenting, yang menjadi tanggungjawab pemerintah pusat sudah diselesaikan. Segera, yang jadi tanggung jawab daerah dan di bawahnya, kita juga bereskan. Dua hari lalu seluruh Gubernur, Bupati dan Walikota se-Indonesia dipanggil. Mereka diminta menyerahkan, mana kewenangan daerah yang bisa disatupintukan dengan BPKP. Jika ini beres, akan makin efisien. Bahkan, saat ini kita sedang inventarisasi, ada 1.320 keputusan menteri yang akan di-cut.
 
Apakah pemotongan ribuan Kepmen ini juga jadi salah satu cara untuk mempercepat program pemberantasan korupsi? Ini soal korupsi, mau nangkepin orang banyak sampai penjara penuh, tetap susah hilang. Maka,  peluang korupsi harus dipotong. Presiden meminta agar perpajakan dan beacukai dibuat sistem, sehingga riil time, Istana bisa tahu secara harian. Ini di-dashboard-kan. Sehingga kalau ada yang main-main, kita langsung tahu. Menteri Keuangan sudah diminta untuk menyiapkan sistem itu. ***

Curi-curi Waktu Untuk Olahraga
 
          Pramono Anung mengaku maniak olahraga. Sejak masuk anggota kabinet, hobinya ini agak terhambat.  “Sekarang harus curi waktu untuk olahraga,” katanya.
          Dia rajin nge-gym dan ada personal trainernya. Dulu, saat masih bertugas di Parlemen, nge-gym mulai jam 8 pagi. Dan bersiap ngantor sekitar jam 9. Sekarang, masih berusaha nge-gym tapi memilih waktu yang lebih pagi. “Sebabnya, saya mesti berada di kantor, sebelum jam 9,” katanya. Di kantornya, Pramono amat sibuk. Sehari, bisa beberapa kali, bolak-balik ke kantor Presiden..
          Masih suka sepedaan? Itu berkurang banyak sekali. Dulu, setiap minggu, saya minimal sepedaan 60 kilometer. Dari rumah saya di Kemang, bisa ke Pantai Indah Kapuk, atau ke Ancol, atau ke BSD atau ke Bogor. Pulang pergi bisa 124 kilometer. ***

Wawancara ini dimuat di
Harian Rakyat Merdeka
Edisi Selasa, 27 Oktober 2015

Juga bisa diklik di: http://www.rmol.co/read/2015/10/27/222284/Pramono-Anung:-Dua-hari-Sekali,-Saya-ke-Rumah-Ibu-Mega-  Dan via media RM digital melalui subsc: http://www.getscoop.com/newspapers/rakyat-merdeka/27-oct-2015








 
 
 
 
 
 
 

Jumat, 23 Oktober 2015

John Riady, Pemuda Digital Indonesia: Kalau Tak Berubah, Kita Akan Kalah




 
          Bicara dengan John Riady, kita seperti di-magnet. Betah berlama-lama mendengarkan semangat dan optimismenya yang menyala-nyala. Pandangan putra kedua James Riady ini amat bernas. Lulusan dari tiga sekolah hebat di Amerika. Georgetown University, Wharton Business School di University of Pennsylvania dan Columbia University. Ilmunya paripurna, filsafat politik, bisnis dan hukum. “Pada akhirnya, belajar apapun, semua keilmuan itu nyambung,” kata John kepada Tim Rakyat Merdeka, Kiki Iswara Darmayana, Ratna Susilowati, Sarif Hidayat dan Aditya Nugroho serta fotografer Derry, akhir pekan lalu.
          Di kantornya yang didesain serba terbuka dan colourfull, John bicara tentang teknologi, pendidikan dan inovasi baru yang diluncurkan Lippo, MatahariMall.com. Perusahaan e-commerce ini akan jadi yang terbesar di Indonesia. Platform online, mirip dengan Amazon di Amerika atau Alibaba di China. Di MatahariMall, jumlah item barang yang dijual sekitar 250 ribu jenis. Atau 30 kali lipat lebih banyak dari satu toko Hypermart. Wow!
 
Pertumbuhan teknologi digital dunia amat cepat. Bagaimana kalangan usahawan memanfaatkan hal ini? Saat ini, kita mengalami revolusi industri yang keempat. Yaitu, digital revolution. Dalam 100 tahun ke depan, akan terjadi pertumbuhan ekonomi dan terobosan efisiensi yang luar biasa karena teknologi. Revolusi ini berdampak amat besar. Di Amerika, misalnya, Amazon sudah melebihi Wallmart. Padahal Wallmart punya 300 gerai, sementara Amazon nol. Di China, revenue barang dan jasa yang diperjualbelikan oleh satu platform, Alibaba, mencapai sekitar 300 miliar US Dollar atau hampir sepertiganya PDB Indonesia. Dampak teknologi terasa lebih jauh ke dalam, utamanya di China dan kini Indonesia.
 
Pengusaha besar mungkin bisa segera memahami dan bersiap menghadapi revolusi digital. Bagaimana dengan usaha kecil?Revolusi digital mengubah segalanya. Mengubah cara bergerak. Lahir Gojek, Grabbike, dan seterusnya. Mengubah cara membeli, cara membaca, cara mendapatkan barang, dan cara mendapatkan informasi. Situasi ini menciptakan peluang dan tantangan. Meng-create value baru. Dampaknya amat baik. Bagi negara, kekuasaan seperti di-demokratisasi atau terjadi democratization of power. Memberdayakan individu. Sedangkan di sisi ekonomi, teknologi memangkas biaya menjadi jauh lebih efisien, sebab perantara-perantara dihilangan. Pembeli langsung ke penjual. Dulu, mungkin ada komisi dan biaya lainnya, sehingga sampai ke konsumen, barang jadi mahal. Sekarang, dampak untuk konsumen baik, karena harga lebih murah. Dan untuk penjual juga baik karena memberikan kesempatan UKM bangkit. Teknologi memberdayakan entereupreuner pemain kecil. Dulu, UKM susah sekali jualan. Misalnya, untuk jadi supplier di Matahari tidak gampang. Luas toko Matahari kan terbatas, sehingga, penjual harus bersaing dengan yang lainnya. Sekarang, UKM buka usaha bisa di rumahnya, lalu pakai e-commerce.
 
Seiring revolusi digital, pertumbuhan bisnis e-commerce amat pesat. Bagaimana kondisi persaingannya di Indonesia? Di negara maju, e-commerce seperti dessert. Sementara di negara berkembang, termasuk Indonesia, e-commerce ibarat main course. Bahkan di daerah, e-commerce lebih hidup, karena banyak orang yang memiliki pendapatan, menginginkan beli barang, tapi tidak ada Hypermart atau Matahari, misalnya. Akhirnya, mereka lihat onlineshop, dan membeli secara online. Inilah konteks sekarang, kita hidup dalam revolusi digital yang luar biasa. Menghadapi ini, bagi sebuah usaha, berapa pun besarnya, harus inovasi. Kalau tidak, ya siap-siap kalah. Seperti Wallmart dikalahkan Amazon. Padahal pendiri Amazon itu hanya satu orang. Juga pendiri Alibaba itu, satu orang, Jack Ma.
Matahari dan Hypermart adalah pemain retail terbesar Indonesia. Kalau tidak segera berinvonasi di teknologi, ya ketinggalan. Sama dengan wartawan, dulu mungkin hanya menulis, sekarang konvergen. Selain menulis, juga harus bisa memotret, merekam, dan seterusnya.
 
Jadi Lippo me-launching MatahariMall sebagai inovasi menghadapi revolusi digital...  Bagi kami, masa depan adalah online retail, makanya kami mendirikanMatahariMall.com. Dalam dunia digital, tak ada lagi barrier. Borderless. Dulu, orang mau membangun Wallmart harus pakai izin, sementara Alibaba.com tinggal klik langsung masuk ke pasar global.MatahariMall.com ingin berusaha jadi salah satu platform nasional, semoga berhasil. Kami mau bikin platform sempurna. Jangan sampai ada yang pesan Iphone, dapatnya sabun (tertawa).
 
Menggunakan nama MatahariMall, apakah ini berarti meng-online-kan Matahari Departement Store? Kami bersyukur punya nama Matahari yang sudah kuat. Kepercayaan itu penting, apalagi bagi orang di daerah, yang masih banyak takut belanja online. Kita bukan Matahari Departemen Store yang di-online-kan. Matahari Mall dengan Matahari Departemen Store adalah dua perusahaan berbeda.MatahariMall.com menjual hanya 8 persen saja barang Matahari.MatahariMall.com adalah platform, yang mempertemukan penjual dan pembeli. Kami hanya dapat komisi kecil. Dan melalui platformMatahariMall.com, kita bantu promosi dan iklan produk-produk penjual.
 
Berarti akan banyak penjual yang menjual item barang sama ya?Misalnya, Iphone, ada sekitar 30 penjual di platform ini. Silakan semuanya berjualan. Kalau diantara mereka ada yang salah kirim barang, atau dikomplain pembeli, ya saya akan keluarkan dari platform, nggak boleh jualan lagi diMatahariMall.com.
 
Kalau ada komplain, bagaimana tanggungjawabMatahariMall.com? Kalau ada barang yang bermasalah, yaMatahariMall.com yang nanggung. Ini bisnis kepercayaan. Karena itulah, kami men-screening penjual. Juga ada training bagi penjual. Kami cek, apakah penjual ini beneran punya toko, bagaimana track recordnya. Semua barang yang dijual di sini, harus asli, tidak boleh palsu.
 
          Saat sibuk, MatahariMall.combisa menerima sampai 30 ribu transaksi perhari. Kalau ada satu persen saja bermasalah, berarti sekitar 300 komplain. “Ya, itu kita perbaiki,” kata John.
 
Bagaimana posisi MatahariMall.codibanding online shop yang lain?Online shop itu ada dua macam. Bussiness to consumer, dan consumer to consumer. Fokus saya B to C (Business to Consumer). Perusahaan UKM besar atau kecil menjual ke konsumen di platform saya. Beda dengan Tokopedia atau Bukalapak, sifatnya C to C. Itu different model yang nggak ada salahnya. Di setiap negara, model bisnis seperti itu juga berhasil.
          Kelebihan kami, selain barang bisa dikirim ke rumah, juga bisa ambil di jaringan toko Matahari. Atau kita juga punya e-locker. Loket pengambilan barang. Misalnya kita beli barang, tapi untuk dikirim ke rumah nggak ada pembantu, padahal penerimaan barang harus ada tanda terimanya. Jadi, ya barang bisa diambil diloker-loker tempat tertentu. Ini mempermudah konsumen. Di China, hal ini biasa. Kami punya rencana membuat fulfillment centre di Halim.
          Salah satu e-locker MatahariMall ada di Gedung Lippo Kuningan. Di area lobi, terlihat deretan loker ini. Tampilan cantik dengan warna menyolok. Untuk memudahkan konsumen mengambil barang.
 
Anda hafal nggak, berapa jumlah item barang yang dijual diMatahariMall.comSekitar 250 ribu item. Bayangkan, Hypermart saja paling jualan hanya 8 ribu item. Kami jualan sepertiga barang elektronik, sepertiga fashion dan sepertiganya lain-lain. Misalnya, panci, sprei, pisau dll. Itu dari puluhan ribu penjual yang jadi rekanan.
 
Apakah penjualan di online shop MatahariMall ini menggerus pendapatan offline shop Matahari Departemen Store? Sejauh ini belum ada pengaruh. Memang transaksi online terus meningkat jauh. Tapi, saat ini pendapatan dari offline store masih lebih besar dari online.
 
Bagaimana regulasi Pemerintah terhadap bisnis e-commerce. Apakah sudah cukup membantu?Sampai saat ini belum ada peraturan pemerintah. Mungkin baru rancangan. Bagi kami, prinsip terpentingnya adalah equal treatment. Pemain lokal dibantu. Di China, Alibaba tidak kena regulasi macam-macam, bahkan pemain asing ditutup. Kami, tidak perlu begitu. Pemain asing kalau mau masuk, ya silakan, tapi equal treatment yang fair.
 
Pertumbuhan ekonomi belakangan melambat. Bagaimana pengaruhnya ke bisnis e-commerce? Di Indonesia, dari total pasar retail, yang online baru 0,5-1 persen saja. Ini berarti bisnis e-commerce di Indonesia dimulai dari awal. Itu pun jumlah pemainnya sudah banyak sekali. Kalau tumbuh 10 persen dalam 10 tahun mendatang, artinya, e-commerce naik 10 kali lipat dari sekarang. Trennya, seiring pertumbuhan GDP, industri jasa akan makin besar. Retail, teknologi, internet, pendidikan, rumah sakit. Fokus bisnis Lippo di situ sekarang.  Memang saat ini, kondisi ekonomi sedikit berat. Tapi isunya ada dua, yaitu eksternal dan internal. Yang eksternal, itu di luar kontrol kita. Akibat slow down di China dan ketidakpastian suku bunga di Amerika. Posisi Presiden Jokowi memang kasian juga ya, mulai menjabat saat kondisi perekonomian dunia seperti ini. Tapi, semua menghadapi kenyataan yang sama. ***
 


 
Hobi Lari & Makan Nasi Padang 
“Rapat Pun Saya Sambil Berdiri...”
 
          John Riady lahir 5 Mei 1995. Sebelum melayarkanMatahariMall.com, John mengajar di Universitas Pelita Harapan, dan mengurusi media holding milik Lippo Group. Ketiga aktivitas itu, kini dijalankan bersamaan. Sibuk, tapi masih sempat menikmati hobinya, olahraga bersama istri. Jogging dan muay thai (bela diri tangan kosong dari Thailand). Dia juga penggemar berat nasi padang.
          Kantor pusat MatahariMall berada di Menara Lippo Kuningan. Aura kesibukan amat luar biasa di situ. Muda mudi profesional terlihat hilir mudik. Sibuk menerima orang-orang yang datang, ada juga yang menggelar rapat. Ruangan seluruhnya dibuat terbuka. Sehingga aktivitas terlihat jelas.
          “Satu-satunya yang punya ruangan di sini Pak Emir. Saya tidak punya. Bahkan, rapat pun sambil berdiri, biar efisien,” kata John tertawa. Setelah melepas kursi Dirut Garuda, Emirsyah Satar bergabung sebagai Chairman di MatahariMall. Tim Rakyat Merdeka sempat ketemu sekilas di sana. Air muka Emir kini terlihat segar, mungkin karena dikelilingi 400 karyawan muda, usia kisaran 27 tahun.
 
Anda banyak disebut sebagai Pangeran Lippo atau Putra Mahkota Lippo. Apa artinya bagi Anda. Saya tidak berpikir seperti itu. Sebenarnya di keluarga, kami tidak diharuskan atau dibesarkan untuk berdagang. Pikiran kakek saya, Pak Mochtar (Riady) atau ayah saya (James Riady), setiap orang diberi talenta yang berbeda. Kalau talentanya jadi dokter, lalu dipaksa berdagang, pasti saat bekerja tidak senang, dan tidak bisa bersaing, lalu kalah. Saya dianjurkan cari talenta sendiri, dan dikaitkan dengan kebutuhan masyarakat. Kalau kita hebat di bidang tertentu, tapi tak ada kebutuhan masyarakat, akhirnya hanya jadi money machine. Baiknya, kita senang mengerjakan sesuatu, passionate dan berdampak positif pada masyarakat.
          Saya tidak tahu, soal mahkota Lippo. Yang jelas saya senang dilahirkan di Indonesia di era sekarang ini. Bagi saya, ini satu karunia. Satu kesempatan. Kalau saya mengerjakan bisnis ini 10 tahun lalu, itu terlalu awal. Atau mengerjakan ini 10 tahun dari sekarang, sudah telat. Saya merasa sangat bersyukur diberkati orang tua, bukan dari persektif materi. Tapi pendidikan dan kesempatan. Ini lebih sebagai sebuah amanat, seperti konsep stewardship.
 
          Semoga Lippo terus berjaya. Namun ada fakta bahwa kerajaan bisnis mulai meredup di tangan generasi ketiga. Bagaimana strateginya agar Lippo tetap bertumbuh? Ini bukan hanya tantangan di perusahaan. Banyak negara pun kesulitan melewati masa kejayaan hingga tiga generasi. Ini adalah tantangan sebagai manusia. Biasanya kalau sudah berjaya, lalu kita merasa cukup complacent. Tidak bekerja keras dan tidak inovatif. Padahal, kita harus terus bergerak, di dunia yang penuh dengan perubahan, kalau ngga maju, ya habis.
          Ini kaitannya dengan Hari Kebangkitan Nasional. Kalau ada American Dreams, maka menurut Anda, apakah Indonesian Dreams?Saat ini ada 800-100 juta orang middle class di Indonesia. Mereka ini orang-orang yang baru pertama kalinya, dalam keluarga, mengirim anaknya ke sekolah yang baik, mulai belanja di retail modern, bisa membeli rumah, motor atau mobil. Memiliki smartphone, dapat pekerjaan baik. Bisa mendapatkan KPR. Mereka ingin hidup lebih baik dari orang tuanya. Ini big dreamnya orang Indonesia.
           
          John membandingkan profil pekerja di kantornya, ibarat miniatur Indonesia.  Orang muda, baru berkeluarga, dan profesional. “Mereka ini bekerja keras sekali. Tak perlu lagi diberi handsout, sudah bisa jalan. Ibaratnya, beri mereka pancing, jangan ikannya.”
          Kalau semua orang bekerja dengan baik, maka negara ini akan makmur dan berhasil lebih cepat. “Inilah Sumpah Pemuda era 2015. Pemuda kita berjuang, berinovasi dan inilah yang membuat Indonesia makin maju,” kata John. ***
 
Wawancara ini sudah dimuat di Rakyat Merdeka edisi khusus 52 Halaman pada Rabu, 21 Oktober 2015

Silakan disimak juga di: http://ekbis.rmol.co/read/2015/10/24/221958/Kalau-Tak-Berubah,-Kita-Akan-Kalah-   dan http://www.rmol.co/read/2015/10/24/221962/Rapat-Pun-Saya-Sambil-Berdiri...%E2%80%9D-