Minggu, 10 Mei 2015

Menteri ESDM: Gempurannya Besar, Yang Ingin Kisruh Banyak Sekali


          Karakter Sudirman Said tenang. Tapi, kalau bicara soal pemberantasan mafia migas, intervensi dan tekanan yang dihadapinya selama enam bulan duduk di kursi Menteri ESDM, boleh juga. Suaranya pelan, tapi hatinya teguh dan keras. Kebaikan dan kebenaran selalu bertempur dengan keburukan. “Tapi kebaikan pasti menang, meskipun tidak instan. Mungkin seperti di film, tiga kali mati dulu, baru menang,” katanya.
          Kepada Kiki Iswara, Ratna Susilowati, Kartika Sari dan M Aditya Nugroho, Sudirman Said bicara tentang isu-isu terkini. Mulai dari target dan program di kementerian, sampai kondisi kerja dan interaksi di kabinet.
          Bagaimana suasana kerja Anda di kabinet sekarang ini? Saya merasa suasana sekarang jauh lebih baik daripada di awal-awal. Interaksi dengan kiri kanan, Presiden dan Wapres, tak ada yang berubah. Dulu, Presiden tidak kenal saya, karena memang betul-betul baru ketemu saat sebelum dilantik. Kini, makin hari makin kenal, komunikasi makin baik. Dengan Wapres juga demikian. Saya tidak merasakan gangguan suasana batin.
          Apakah Anda merasakan ada banyak tekanan? Bahkan, sekarang ini ada sejumlah pihak yang menginginkan Anda dicopot.Dulu, belum duduk (di kursi menteri) saja, sudah banyak yang menyuruh saya diganti. Saya tidak memikirkan isu reshuffle sebagai hal penting. Sejak sebelum dilantik pun, gempurannya besar. Tapi, waktu telah memberi ruang pada kita untuk menyelesaikan masalah-masalah. Sehingga kini lingkungan mulai melihat, oh ada yang kita kerjakan.
Soal pressure, sekarang makin manageble. Tapi, saya menyadari, yang menginginkan dan berkepentingan agar sektor ini kisruh banyak sekali. Makanya, tugas saya menata, agar bagaimana sebesar-besarnya energi dan mineral bisa memberi manfaat bagi bangsa. Mereka yang melawan itu, artinya musuh negara. Musuh rakyat. Saya tak mau terlibat menghadapi mereka. Fokus saya, bekerja semaksimal mungkin. Mengenai berhenti, diganti atau digeser, itu urusan pemimpin. Tugas saya mendeliver kewajiban dan tanggungjawab. Selebihnya biarkan rakyat menilai, biarkan atasan menilai.
          Seberapa lancar hubungan dan komunikasi Anda dengan Presiden. Misalnya, saat ada persoalan yang membutuhkan keputusan, bagaimana respon Presiden. Alhamdulillah tidak ada hambatan. Saya memandang Presiden sebagai orang yang bekerja. Setiap saya sampaikan agenda untuk dibahas, selalu direspon. Bisa di sidang kabinet terbatas, sidang paripurna, atau meeting one on one. Tidak pernah ada permintaan waktu yang tidak dipenuhi terkait pekerjaan. Itu artinya ada kepercayaan penuh dari beliau. 
          Saat ini Sudirman Said melakukan banyak penataan internal dan eksternal. Proses perizinan proyek, misalnya, ada screening. Tentu ada yang mengancam dan menekan dirinya.
          “Misalnya, kalau lu nggak begini, nanti dicopot. Itu memang paling ditakuti pejabat publik. Tapi saya di posisi ini bukan melamar, tapi ditugasi negara. Jadi, kenapa risau. Kalau pemberi tugas menganggap Saya tidak layak lagi, ya monggo. Tapi tidak boleh ada itikad untuk mempertahankan posisi, bahkan mempertukarkannya dengan sesuatu demi posisi. Kalau itu terjadi, maka disitulah mulainya kekeliruan,” kata Sudirman.
          Apakah musuh Anda banyak ya? Nggak ada musuh sebab kita ada di sini bukan mau perang, tapi mau melayani masyarakat, supaya kepentingan negara terjaga, terselamatkan. Siapapun yang menghalangi maksud itu, berarti musuhnya negara, bukan musuh saya.
          Apakah banyak yang tidak suka pada Anda? Ya, kita kan bukan pelawak (tertawa). Saya bukan enternainer yang membuat semua orang suka. Saya penanggungjawab sektor yang harus mengambil keputusan. Dan itu, tidak akan bisa memuaskan semua pihak. Apalagi, ini sektor yang agak seru, jadi sangat mungkin ada keputusan yang membuat orang tertentu tidak suka.
          Apakah Anda yakin, pemerintahan ini membawa angin perubahan dan masyarakat dibawa ke arah lebih baik? Presiden kita ini hatinya lurus. Tak pernah ada sinyal beliau punya interest atau agenda tertentu, kecuali hanya memikirkan rakyatnya. Kini, tinggal bagaimana orang-orang yang mengelilingi beliau. Jika dominan dikelilingi orang-orang yang satu visi ya, akan membentuk suasana batin bangsa jadi baik. Tapi, kalau yang dominan yang bikin ribut, ya sulit. Tapi, saya punya harapan dan optimisme.

Wawancara ini dimuat di
Harian Rakyat Merdeka
Edisi Senin, 11 Mei 2015