Minggu, 05 Juli 2015

Jaket Kulit Politik Ala Presiden & Menteri Rini

 


Belakangan ini, Menteri Rini Soemarno kesamber isu-isu yang kurang enak, sehingga hubungannya dengan Presiden digambarkan seolah memanas. Tapi, komunikasi politik ala jaket kulit sepertinya bisa mengubah persepsi itu.

Presiden Jokowi mengisi hari minggunya dengan kegiatan kedinasan di Kamojang, Garut, Jawa Barat, menghadiri dua agenda cukup penting. Yaitu peresmian PLTP Kamojang Unit 5 sekaligus groundbreaking proyek pengembangan panas bumi di 4 lokasi (Ulubelu Tanggamus Lampung, Lahendong Sulut, Lumut Muara Enim Sumsel, Karaha Tasikmalaya). Dan satu lagi, kegiatan pasar murah untuk masyarakat di sekitaran Garut.

          Ada tiga menteri yang mendampingi Presiden. Tapi Menteri BUMN Rini Soemarno yang kelihatan paling aktif dan terus berada di sekitaran Presiden. Saat seremonial peresmian proyek di PLTP, Rini duduk persis di samping Presiden, sedangkan dua menteri lainnya, yaitu Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo dan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berada di barisan kursi lain, di sayap kanan Presiden.

          Rini juga terlihat cukup sibuk. Dia datang duluan ke lokasi, sekitar satu jam sebelum acara, untuk mengecek kesiapan. Air muka Rini kelihatan agak lelah. Maklum saja berangkat dari Jakarta pagi hari, dan melalui jalan darat sekitar 4-5 jam menuju Kamojang. Meskipun begitu, Rini tetap lincah dan enerjik. Cukup detail Rini sempat memberikan semacam arahan kepada Dirut Pertamina Dwi Soetjipto dan beberapa manajer regional yang menjadi tuan rumah kegiatan. Rini juga sempat berkeliling menyambangi stand-stand pengusaha kecil yang menjadi binaan Pertamina.

Di salah satu stand, ada yang menjual jaket kulit. Rini rupanya tertarik membeli, karena udara Kamojang saat itu cukup dingin. Rini memilih warna coklat dan langsung dipakai, melapisi kemeja putihnya. Tak lama kemudian,

Rombongan Presiden datang. Acara pun di mulai.

Selama berlangsungnya seremoni, Rini sering sekali berbicara sambil berbisik kepada Presiden. Kelihatannya obrolan serius. Presiden juga menanggapi. Keakraban mereka juga terlihat saat mengunjungi stand-stand binaan Pertamina. Di stand jaket kulit, Jokowi kelihatan tergoda. “Ini Pak, saya beli di sini juga. Harganya Rp1,3 juta,” kata Rini sambil menunjukkan jaket yang dipakainya. Jokowi lantas meminta yang warna biru tua. Dibeli, lalu langsung dipakai. Keduanya pun kompak berjaket kulit. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar sempat tertarik ingin membeli, sayang ukurannya tak ada yang cocok. Sementara Menteri Rachmat Gobel dan Menko Indroyono Soesilo hanya senyum-senyum saja menyaksikan Presiden dan Menteri Rini, ditawari barang-barang yang dijual.

          “Sepatu Bapak, ada yang ukuran 43?" tanya Rini di stand sepatu dari kulit bambu. Presiden saat itu cukup antusias melihat-lihat sepatu khas hasil kerajinan pengusaha lokal. Berlanjut ke stand makanan ringan, Rini juga kelihatan sigap. “Bapak ingin beli rengginang ya,” kata Rini. Ajudan Presiden pun langsung sibuk menyiapkan pesanan itu dengan penjualnya.

          Kompakan berjaket kulit, Presiden dan Menteri Rini masuk ke areal Geothermal Information Centre. Di lokasi ini, rombongan diberi penjelasan mengenai proses pengambilan energi panas bumi dan melihat maket pengembangan PLTP di Kamojang.

          Presiden Jokowi melepas jaketnya saat mengunjungi site proyek di unit 5. Berganti rompi Pertamina, warna merah biru dan mengenakan helm proyek putih. Di lokasi ini, kepada wartawan, Presiden menegaskan pentingnya Indonesia mengembangkan proyek energi alternatif.

          Diucapkan saat pidato, Presiden bicara pentingnya mengembangkan energi alternatif selain batubara. Setelah geothermal atau panas bumi, pemerintah mendorong pengembangan energi baru lainnya, seperti angin, matahari dan ombak. Gaya presiden berpidato sangat cair. Meskipun dibawakan seberkas naskah pidato, tapi Jokowi tidak membacanya. Dia pidato dengan gayanya sendiri. Natural dan apa adanya.

          Proyek PLTP Kamojang yang diresmikan ini, kapasitas dayanya sebesar 35 Megawatt. Atau total daya Unit 1, 2, 3, 4 dan 5 kini mencapai 235 Megawatt. Ini adalah jumlah yang kecil dibandingkan potensi panas bumi yang dimiliki Jawa Barat. Menurut Wagub Deddy Mizwar, potensi geothermal di wilayahnya bisa mencapai 6 ribu Megawatt, atau sekitar 22,4 persen potensi nasional.

          Sedangkan menurut Dirut Pertamina Dwi Soetjipto, Indonesia memiliki potensi geothermal sebesar 28 ribu Megawatt, namun baru 5 persen saja yang dimanfaatkan. Geothermal di Kamojang kualitasnya termasuk nomor 1 di dunia, karena 99 persen berisi uap. Potensi panas bumi di Indonesia adalah yang ketiga terbesar di dunia.

Proyek panas bumi Kamojang rupanya bisa “menghangatkan” hubungan politik Presiden dan Menteri BUMN Rini Soemarno. Sepekan terakhir, Rini dikaitkan dengan isu rekaman penghinaan Presiden. Tapi, apakah keakraban ini, jadi jaminan aman dari reshuffle kabinet? Kita lihat nanti. /Ratna Susilowati/

Berikut ini beberapa foto keakraban Presiden dan Menteri BUMN di Kamojang

 

 



Artikel ini sudah dimuat di
Harian Rakyat Merdeka
edisi Senin, 6 Juli 2015