Rabu, 13 Mei 2015

Menteri ESDM Jungkir Balik Hadapi Mafia Migas: Perusak Tidak Pernah Tidur, Let’s Change The Games


        Biasanya, kursi Menteri ESDM diduduki orang dari partainya penguasa. Sudirman Said bukanlah politisi. Dia dikenal lurus dan track recordnya bersih. Salah seorang menteri sempat membisiki Rakyat Merdeka, “kalau sampai Sudirman diganti, itu artinya sponsor yang dimenangkan,” katanya. Berikut ini, wawancara Kiki Iswara, Ratna Susilowati, Kartika Sari dan M Aditya Nugroho dengan Menteri ESDM di kantornya. Perbincangan sangat cair sambil minum teh sore hari, awal pekan lalu.
          Selama enam bulan ini, apa saja yang sudah Anda kerjakan.
Internal yaitu konsolidasi atau proses di dalam. Dan eksternal yaitu pelayanan kepada masyarakat.
          Sudirman lantas menceritakan proses internal, berupa penataan leadershidp, meluruskan cara pengambilan keputusan dan manajemen komunikasi stakeholder. Kami menata di lapisan eselon 1, 2 dan 3. Sesuai arahan Presiden Desember lalu, agar eselon 1 disegarkan dan diberi waktu enam bulan. Komposisinya kini di tiap eselon, ada 30 persen orang lama (stay), sepertiga dirotasi, sepertiga dari luar (dari promosi, PNS dan di luar kementerian). Beberapa titik yang jadi kunci penentu kelancaran pekerjaan di ESDM diperbaiki.
Kamis (7 Mei 2015), Sudirman Said melantik sejumlah pejabat baru di Kementerian ESDM. Sejumlah kalangan menilai, perombakan dan penyegaran jabatan tersebut termasuk besar-besaran.
Saat melakukan pergeseran atau pergantian jabatan, bagaimana caranya menghalau intervensi dari banyak pihak yang punya kepentingan tertentu. Saya mendengar rumor macam-macam. Seolah si ini jagoan anu atau jagoan itu. Tapi saya bisa bersaksi bahwa Panitia Seleksi itu isinya hanya dua orang dalem, dan lima dari luar. Mereka bukan orang sembarangan. Ada antara lain Prof Hikmahanto, Faisal Basri, Nico Canter. Mereka bukan orang-orang yang bisa diatur. Sampai 15 besar, saya tidak memberi pesanan apapun. Silakan dipilih yang terbaik.
          Mengapa tidak dikawal prosesnya agar orang-orang terbaik yang dipilih. Justru tak dikawal supaya saya bisa mengatakan kepada orang yang punya agenda atau menitip, bahwa saya menyerahkannya kepada Pansel. Kita hormati Pansel sehingga saya merasa ringan. Tidak ada beban.
 
Kembali ke penataan internal. Tentang tatacara pengambilan keputusan, kini dilakukan penataan agar ada relnya. Di masa lalu, banyak keputusan yang betul-betul tergantung pada tanda tangan menteri. Ke depan, diberi jalur supaya dengan sengaja memagari diskresi keleluasaan menteri dalam sistem. Menteri tetap tanda tangan, tapi jadwal menata keputusan lebih predictable.
          Kami juga mendorong komunikasi antarstakeholder terbuka dan intens. Kita punya leader forum baik itu oil gas, minerba dan energi baru. Setiap bulan kumpul. Menjembatani komunikasi yang terhambat. Banyak keputusan lintas sektoral bisa diselesaikan.
Pembenahan internal ini pesannya, saya membawa perubahan. Agar kawan-kawan berorientasi melayani masyarakat. Kita ini bukan penguasa, tapi pelayan publik. Sehingga, kita yang harus membuka diri dan datang kepada yang dilayani. Bukan menempatkan diri sebagai penguasa yang harus disowani.
          Yang eksternal, intinya kita ingin membuat proses proyek lebih sederhana dan memudahkan. Kita sekarang punya arah ABCD yang jelas, misalnya bagaimana mengakhiri blok yang selesai kontraknya. Masyarakat yang mau mengerjakan proyek, kini tahu tata cara, lokasi, pricing, siapa dapat berapa. Dulu tak ada pola, sekarang sudah dibuat.        Di Minerba, mulai ada penyederhanaan perizinan, dan ke depan akan dilimpahkan satu pintu di BKPM. Pelan-pelan kami mau membuat agar interaksi masyarakat dengan SDM terasa lebih bersahabat.
          Bulan ini Presiden melakukan ground breaking sejumlah proyek infrastruktur dan listrik. Bagaimana peran Kementerian ESDM menjaga kelangsungan proyek ini agar bisa selesai tepat pada waktunya.Banyak orang mempertanyakan itu. Menurut saya, kuncinya menjaga konsistensi. Ada lima hal. Pertama, Desain yang dibangun harus semata-mata melayani kepentingan rakyat bukan di-drive kekuatan apapun. Proyek harus milik rakyat. Kedua, perlu komunikasi atau penjelasan kepada masyarakat supaya didukung. Soal proyek listrik, misalnya, masalah terbesarnya pembebasan lahan. Kalau tidak dikomunikasikan kepada Pemda dan tokoh masyarakat dengan baik, akan muncul potensi hambatan yang besar sekali. Ketiga, efektifitas manajemen proyek. Dalam 10 tahun terakhir, listrik hanya tumbuh 10 ribu Megawatt. Sekarang, target kita 8 ribu Megawatt pertahun. Karena itu, di PLN sekarang ada Project Manajement Officer. Keempat, upaya agar tidak ada yang intervensi dengan hal-hal tidak masuk akal. Orang yang intervensi, biasanya punya interest tapi tak punya kemampuan. Karenanya, kita introducir melalui due dilligent. Sebelum ditunjuk jadi pelaksana, ada screening. Intinya, siapa kepengen proyek listrik, ya silakan. Tapi akan ada yang memeriksa keuangan, kemampuan, teknologi dan SDM-nya.
          Kelima, soal izin negosiasi. Dulu sulit setengah mati karena PLN tidak diberi batasan yang jelas. Sekarang, PLN dapat bekal dari Kementerian ESDM, misalnya patokan harganya. Atau aturan. Sebuah perusahaan yang sudah pernah membangun pembangkit dan jalan, jika ingin membangun lagi, isin langsung dikasih tak pakai tender. Atau perusahaan tambang mau membangun listrik, dan letaknya ada dalam rencana RUPL, akan diizinkan. Atau sebuah industri memiliki kelebihan listrik bisa dijual ke PLN. Aturan-aturan ini bisa mempersingkat waktu negosisasi dan penunjukan. Kalau ini terus dilakukan, maka masalah keterlambatan, pemilihan kontraktor tidak bonafid, developer tak melanjutkan proyek, bisa diatasi.
          Jadi, reformasi perizinan sudah dilakukan ya. Bagaimana pendekatan yang dilakukan ke daerah agar yang dikerjakan di Pusat juga lancar sampai ke bawah. Dulu, mengurus perizinan bisa sampai 3 tahun. Sekarang, sepanjang dalam domain kita, prosesnya tak sampai 200 hari. Untuk ke daerah, tim kami sedang berkeliling menceritakan bagaimana mekanisme di pusat, dan memberi contoh. Kini, banyak kepala daerah yang bagus, sehingga ketika dijelaskan, mereka mau menjalankan. Kami tak akan berhenti dan akan terus mengajak mereka (Pemda) menata perizinan.
          Apakah ada orang-orang tertentu yang memaksa dengan kekuatan atau membawa-bawa nama orang kuat demi mendapatkan perizinan. Bagaimana cara mengatasinya.Sekarang ini tak ada kesewenang-wenangan yang bisa bersembunyi. Bahwa secara elegan ada yang mengatakan, “Mas saya sedang mengajukan itu, tolong dibantu.” Itu sih biasa. Tapi yang maksa itu beresiko. Yang maksa akan ketahuan, yang dipaksa juga ketahuan. Kita lihat kasus-kasus yang terbongkar, selalu melibatkan dua pihak. Yang ditekan dan yang menekan. Kuncinya, kita menunjukkan diri bahwa kita mengerjakan tugas dan tak punya kepentingan pribadi.
          Menghadapi orang yang mencoba ambil manfaat atau berperan sebagai rent seeker, sikap Anda bagaimana? Kalau saya bilang tak ada tekanan dalam urusan itu, bohonglah. Keyakinan saya, ke depan, makin sulit kejahatan dan kemencongan bisa bertahan lama. Kita berpacu dengan waktu. Bahwa ada orang-orang itu yang mau menghalangi kepentingan negara dan memotong sana sini, silakan saja. Kita adu stamina, adu network dan adu kreatifitas. Masa iya Tuhan tidak menolong kita. Di sisi lain, kita juga harus menjaga betul-betul tak punya minat pada korupsi. Jangan berjuang untuk megangin kursi ini atau berjuang untuk mendapatkan jabatan, tapi berjuanglah ketika mengerjakan tugasnya. Pastilah orang-orang itu tidak diam. Mereka, perusak tidak pernah tidur, dan bekerja 24 jam. Tapi, kalau kita konsisten, masa mereka mau gangguin terus. Memang selalu ada pertarungan the bad melawan the good. Tapi Insya Allah, ini manageable. Bisa dikelola.
 
>>>>> 
Tentang Mafia Migas, Petral, Freeport & Petralite
Harga Rokok Naik Kenapa
Tak Pernah Ribut Ya
 
          Mengenai Petral, Menteri ESDM mengatakan, hal itu domain Pertamina dan Menteri BUMN. “Tugas saya menjaga supply seefisien mungkin. Kalau Petral dianggap tidak lagi bisa menjaga pasokan, ya memang baiknya bubarkan saja. Saya diskusi dengan Ibu Menteri BUMN, kelihatannya memang Petral akan dibubarkan,” katanya.
          Kabarnya akan dibentuk PES. Lalu apa bedanya dengan Petral. Ini seperti ganti baju saja.PES atau Petral itu memang bungkusnya. Yang disorot adalah praktek ekspor impor minyak yang tidak fair. Sekarang, sudahlah, institusi itu ditutup. Kalau Pertamina butuh instrumen, trading arm atau tangan untuk melakukan perdagangn internasional, ya bikin baru supaya tidak menggendong sejarah yang buruk.
          Tentang Freeport, Menteri Sudirman menceritakan kelanjutan proses negosiasi. Saat ini ada 17 item yang diusulkan oleh Pemda Papua kepada Freeport. Yang tersisa tinggal enam, sebagian sudah disepakati. 1) Pembatasan wilayah pertambangan supaya tidak seluas sekarang. 2) Privatisasi. Oktober ini, akan dilepas saham sampai 30 persen. Kesepakatannya, kalau dibeli pemerintah tak perlu melalui IPO. Tapi kalau dibeli swasta harus IPO. 3) Local content semakin ditingkatkan dan mesti audit. 4) Smelter. Mereka punya barang olahan, dan boleh ekspor sepanjang mulai membangun smelter. Di Gresik sudah jalan. Itu memang sudah ada sejak lama. Tapi perlu ekspansi untuk menambah kapasitas. Dan mereka menyiapkan underground smelter. Pemda Papua menyiapkan lahannya, dan jaminannya Freeport memberikan konsentrat. Rencananya disupply 950 ribu ton, supaya secara ekonomi, smelter bisa jalan. 5) Fiskal, yaitu terkait bagi hasil dan pajaknya. Dan 6) Keputusan Pemerintah tentang Perpanjangan Operasi.
Masalahnya dimana? Kontrak Freeport habis 2021. Peraturan mengatakan, perpanjangan diputuskan dua tahun sebelum kontrak habis. Dilemanya, kalau tak diputuskan sekarang, keputusan mereka berinvetasi 15 miliar USD membangun underground minning untuk smelter, sulit diambil. Siapapun perusahaan, kalau diminta menanam uang segitu besar, tapi tak ada kepastian perpanjangan, ya bagaimana ya. Makanya, sedang dipikirkan. Kita cari format. Semoga sebelum Juli ini ada keputusan.
Freeport menunjuk Dirutnya dari tokoh BIN. Apakah ini mempermudah lobi ke pemerintah? Itu penilaian spekulatif. Saham pemerintah di Freeport minoritas. Jadi, kalau mereka menunjuk Direktur, kita tak punya cukup suara untuk mengusulkan atau memveto. Terpenting pesan saya, harus mengindonesiakan Freeport, lakukan nasionalisasi dalam arti kultur, rencana kelola dan hubungan stake holder lebih meng-Indonesia.
          Ada yang bilang Freeport diambil alih saja, jangan teruskan kontraknya. Pertanyaannya, apakah kapasitas nasional kita sudah mampu melakukan operasi tambang sebesar itu di bawah tanah? Ini salah satu opsi yang sedang dikaji. Pada waktunya akan diambil keputusan. Dan kesadarannya penuh. Tidak ada keuputusan yang sempurna. Terpenting, kita telah melakukan kajian yang terbaik.
          Harga premium kini diserahkan kepada mekanisme pasar. Pemerintah dituduh tidak pro rakyat, tidak konstitusional.Kalau harga minyak diserahkan pasar, artinya kalau sore harga dunia naik, besok kita naik. Atau sebaliknya kalau turun. Tapi kenyataanya, harga BBM kita tidak begitu. Kita melakukan moderasi. Saya bersyukur dua bulan ini, harga BBM relatif stabil jadi tak perlu meng-adjust. Pemerintah sedang mempertimbangkan plus minusnya, membuat periode penyesuaian harga yang lebih lama. Kenaikan BBM memang selalu jadi isu seksi.
Rakyat belum terbiasa dengan harga berganti setiap bulan.
Ya, memang. Kita juga. Kita sama-sama belajar. Kalau harga rokok naik kenapa ya tidak ribut, sementara jika BBM naik, ributnya setengah mati. Kita perlu pembiasaan. Saya merasa, banyak orang bisa menerima bahwa subsidi itu harusnya dialihkan ke sektor produktif. Tapi kadang ada yang menjadikannya agenda politik.
Idealnya berapa lama sih penyesuaian harga kenaikan BBM?Ke depan akan dicari waktu yang lebih panjang untuk melakukan adjusment. Komisi 7 DPR pernah menyebut, baiknya 6 bulan sekali saja. Ini berarti ya setahun ributnya dua kali (tertawa).
Mengenai petralite. DPR dan Tim Pemberantasan Mafia Migas kelihatannya kurang setuju. Bagaimana pandangan Anda. Ituinovasi Pertamina untuk menambah pilihan produk. Pengusaha otomotif dan masyarakat menengah menyambut baik. Yang diperlukan sosialisasi agar masyarakat lebih paham. Memang muncul kekhawatiran, Petralite jadi alasan premiun kelak dihapuskan. Dalam jangka panjang, Premiun memang harus dicabut setelah Pertamina siap dengan segala perangkatnya. Saya yakin tak lama lagi, kilang kita modern dan bisa produksi BBM berkualitas, seperti pertamax.
          Ada kekhawatiran Petralite dijadikan tempat baru untuk sembunyi mafia migas. Apalagi tidak ada negara yang menggunakan Petralite sehingga tak ada patokan harga. Saya juga setuju bahwa kalau kita belanja barang harus ada benchmarknya. Tapi sebenarnya, kan kita bisa lihat apa komponen isinya. Untuk menghindari praktek mafia, kita harus hidupkan integrated supply chain dan proses lebih transparan.
          Bapak pernah mengatakan mafia itu ibarat kentut. Baunya saja yang tercium. Mafia tumbuhjika kita memberi banyak sinyal abu-abu. Tapi, saat Pertamina bekerja terang menderang, mereka akan mikir. Kata teman yang biasa main di kegelapan, kini keadaan sudah berubah.
          Jadi, mafia sekarang sudah tiarap atau belum? Saya berpesan, ubah deh pola permainannya. Lets change the game. Setiap pengusaha boleh hidup, tapi cara main diubah.
          Apa mempan mafia diberi imbau dengan lembut seperti itu.
Kita punya otoritas dan tidak harus dengan kekerasan. Kita jalankan aturan, dan konsisten. Berapa lama itu bisa bertahan, memang sangat ditentukan oleh cuaca politik. Pembenahan ini bisa survive jangka panjang kalau situasi politik juga mendukung. Tapi, kalau politik ini maunya rusuh, ya tidak bisa.
          Kunci menghentikan permainan ini adalah perbaikan atau membangun kilang. Apakah benar? Kalau melihat dokumen, semua kajian mengatakan kita harus bangun kilang. Tapi, dulu selalu ada pandangan bahwa membangun atau perbaikan kilang itu tidak ekonomis, karena banyak vested interest. Kini, penghalang tidak leluasa lagi. Di DPR, misalnya, meskipun ada yang gayanya meledak-ledak, tapi keputusan rapatnya selalu move on.
          Hubungan dengan Komisi 7 DPR bagaimana terkait program di Kementerian ini. Saya mengatakan kepada mereka, saya memulai pekerjaan ini dengan suasana yang kurang baik. Pendahulu saya bermasalah hukum, mantan sekjennya dipenjara dan sejumlah anggota DPR juga dipenjara. Saya tak ingin mengulang kesalahan itu. Mari kita ubah hal-hal yang lucu-lucu itu. Dunia kini makin terang menderang. Jadi kita bekerjalah dengan benar.
 
>>>> 
Sudirman Mengagumi Jenderal Sudirman
Kebenaran & Kebaikan
Terus Bertarung...
 
          Sudirman Said mengagumi sosok Panglima Besar Jenderal Sudirman. “Saya merenung-renung, kenapa ya dulu ayah saya memberi nama Sudirman. Lalu saya dalami sejarah dan aksi beliau, Panglima Besar Sudirman, dan saya kagum. Beliau asli, sementara saya ini Sudirman KW-nya,” katanya sambil tertawa.
          Apa yang dikagumi dari Jenderal Sudirman? Tokoh ini amat sederhana. Hidupnya simpel tapi kekuatan batinnya luar biasa. Suatu ketika, beliau ngomong begini: Robek-rebeklah badanku, potong jasaku tapi Merah Putih akan menjagaku. Dan saya akan hadapi, yang saya lawan.
          Sudirman Said lahir di Brebes, 16 April 1963. Usianya kini 52 tahun. Tapi kehidupannya cukup makan asam garam. Sudirman lulus dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1990, lalu meneruskan Master Bidang Administrasi Bisnis di George Washington University, Amerika. Sudirman dikenal sebagai tokoh antikorupsi, pekerja rehabilitasi kawasan bencana, dan ekskekutif di industri migas. Sebelum ditunjuk jadi Menteri, Sudirman adalah Dirut PT Pindad, mengurus persenjataan nasional.
          Di waktu senggang, Sudirman Said kadang menonton film. Kesukaannya film action, membela kebenaran. Dia berkali-kali memutar God Father, karena senang dengan filosofi kepahlawanan.
          “Kebenaran dan kebaikan terus bertarung. Hidup ini pilihan, kadang pahit dan berat. Tapi kalau dijadikan jalan hidup, ya kita enjoy saja,” katanya. ***

Wawancara ini dimuat di
Harian Rakyat Merdeka
edisi Senin, 11 April 2015