Rabu, 29 April 2015

Kuliner Enak Di Kota "Kuntilanak"

Pontinak artinya kuntilanak. Nggak percaya? Coba saja cek tulisan di alamat ini:http://unik.kompasiana.com/2010/10/20/kuntilanak-dan-sejarah-pontianak-296077.html 

Kisah tentang Kuntilanak ini mungkin bisa jadi tulisan terpisah. Bercerita tentang hebatnya Raja saat menaklukan kuntilanak-kuntilanak di kota itu. 

Pontianak, Ibukota Kalimantan Barat ini, meski maknanya kuntilanak, namun suasananya sama sekali tidak menyeramkan. Kotanya cukup indah dan nyaman. Kulinernya pun justru menyenangkan dan mengenyangkan. Dibanding wilayah lain di Kalimantan, di Pontianak banyak tinggal warga keturunan Tiongkok. Bahkan di Singkawang, kabarnya 70 persen penduduk adalah keturunan Tiongkok.

Rupanya, hal itu berpengaruh ke masakan. Di Pontianak dan sekitarnya, kuliner yang populer kebanyakan hidangan ala Mandarin. Semacam bakmi, mie tiaw, dimsum dan bubur. Pernah coba baso gepeng? Nah, itu jenis bakso yang amat khas dari Pontianak. Kini bakso gepeng sudah populer di Jakarta dan sejumlah kota lain di Indonesia.
Chai Kue Kukus. Isi kucai (hijau), isi kacang hijau (kekuningan), isi bengkuang (putih)

Chai Kue Goreng. Isi kucai (kiri) dan isi bengkuang (kanan)


Mie Pangsit Mangkok dengan taburan krupuk udang

Saya diajak mencicip bakmi di Bamboo. Ada menu bakmi ayam atau seafood dengan taburan krupuk udang yang digunting tipis-tipis memanjang. “Kerupuk udangnya endess bangetss,” kata Donny Prayudi, spesialis Kuliner Ponti, yang juga jurnalis di kota ini. Kata dia, kerupuk udangnya lumer di mulut. Aih, saya amat menyesal tak mencoba menu itu. Saat di Bamboo, saya kepincut menu bakmi pangsit yang tak kalah menggoda. Sajiannya, berupa bakmi kering dan kuahnya di mangkuk terpisah. Siram mie dengan lemon cui dan sambal pedas, aduk, baru dimakan. Rasanya bakal lebih nendang. Lemon cui termasuk asesoris wajib di meja makan, selain saus sambal dan kecap. Dengan siraman lemon cui, rasa bakmi jadi gurih, asam, pedas dan segar. Saking enaknya bakmie itu, porsi yang tadinya ingin berbagi dengan suami, malah habis sendiri.
          “Waduh, modusnya lemon cui nih. Jatah suami akhirnya Cuma 20 persen,” ledek Arie Parikesit, founder Kelana Rasa yang jadi leader perjalanan kami ke Pontianak.

Di Bamboo juga tersedia kue chai atau choi. Sejenis dimsum. Ada jenis dikukus dan digoreng. Isiannya macam-macam. Kucai (kehijauan), bengkuang (putih), kacang merah (kemerahan) dan talas (agak nuansa ungu).  

Jangan lupa mampir ke Apollo, dan Polo. Ini dua resto bakmi yang posisinya sebelahan. Kokinya saudaraan. Koki Polo, dulunya dari Apollo. Di pintu depan dua restoran itu ada tulisan yang lucu. Mie Tiau Apollo sejak 1968: Tidak pernah pindah. Sementara di pintu satunya: Mie Tiau Polo, Pindahan Dari Sebelah.




Mie Tiaw Pollo




Mie Tiau Apollo

Dua resto itu sama-sama penuh. Masing-masing rupanya punya pelanggan sendiri. Penasaran mana yang lebih enak, ya coba saja dua-duanya, dan pesan menu yang sama. Tampilan memang mirip, tapi rasa agak beda. Menurut saya, sama enaknya sih. Bedanya mie Apollo lebih kenyal, sedangkan racikan bumbu, Polo gurih manis.
Mie Kuah dari Resto Apollo

Di Pontianak, hidangan bakmi bisa dimakan pagi, siang dan malam. Untuk sarapan, ada bakmi yang enak. Di kawasan Gajah Mada, ada street food yang menjual bakmi pagi hari. Pakai gerobak motor, tulisannya bakmi Asiang. Ciri khasnya, bakmi kuah ikan dengan taburan kacang kedelai. Rasanya wow segar.
Mie Kuah dengan taburan kedelai 

Bakmi Pontianak yang paling enak ada di Singkawang. Jaraknya lumayan jauh karena perlu berkendara sejauh 140an kilometer untuk mencapai kota itu. Racikan yang enak dan halal dibuat oleh Haji Herman. Pria keturunan Tionghoa yang sudah mualaf 20 tahunan lamanya. Restorannya persis di jalan utama menuju Kota Singkawang, Bakmi Haji Aman. Sudah haji, bakmie-nya aman di makan pula. Pilihan lain, di Bakmi 68. Ini resto bakmi yang amat populer. Tempatnya cukup bersih, dan berada di kawasan pasar Singkawang. Ciri khasnya, cari saja resto yang di dinding ruang dalamnya dipenuhi foto-foto artis dan pejabat yang dipotret bersama pemiliknya. Rupanya, banyak sekali orang terkenal yang pernah singgah ke tempat bakmi ini.

Mie Kering Haji Aman, Singkawang

Makanan selain bakmi dan mie, banyak juga. Ada yang unik, misalnya pengkang yang dicocol di sambal kepah. Apa itu? Pengkang mirip lemper ketan, tapi ada isian udang ebi. Saat dibakar di perapian, bungkusan daunnya dilumuri minyak sehingga terasa makin gurih. Sambal kepah adalah sambal kerang. Mirip sambal bajak ala Jawa, yang diaduk dengan kerang remis. Rasanya pedas manis. Pengkang bisa didapat di Desa Peniti, pinggiran Pontianak. Kalau mau ke Singkawang, pasti lewat daerah itu.
Pengkang dengan sambal kepah

Ada lagi, kangkung sotong. Racikan sederhana, tapi rasanya lezat. Di Pasar Singkawang, ada satu pedagang yang khusus menjual kangkung sotong. Kangkung yang segar direbus sebentar, ditaburi kacang goreng tumbuk, lalu disiram kuah sotong yang dikentalkan dengan kanji dan asam jawa.
Kangkung Sotong

Kuliner Pontianak banyak sekali jenisnya. Masih ada racikan masakan yang dipengaruhi melayu-arab. Kari kambing dengan pacri (acar nanas) dan dolca (sayur kol dan terung). 


Sajian dari RM Sahara. Kari Kambing, Pacri (Acar Nanas) dengan Dolca (sayur kol dan terung)

Yang paling enak adalah masakan rumahan ala Dayak. Kami dijamu di kediaman Ibu Maemunah di Kawasan Jeruju, dekat Pelabuhan TPI. Tuan rumah memasak makanan yang enak sekali. Sayur kangkung malu (putri malu yang bisa dimakan) dan ubi merah dengan kuah santan kental. Dan tumisan buwas (mirip daun tangkil) diracik dengan udang. Sambalnya yang mantap, sambal calo (dari udang difermentasi) dan sambal buduk (dari teri yang ditumbuk). ***

Sajian Khas Dayak. Sayur Kangkung Malu, Ikan Kering, Sambal Buduk, Sambal Calo, Tumis Buwas


Tulisan ini catatan dari perjalanan #KelanaRasaPontianak, pada 24, 25 dan 26 April 2015.

5 komentar:

  1. Satu tulisan merangkum semua kisah mengenai kuliner negeri khatulistiwa, mantab... :-)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih blogger borneo. Kota Pontianak di garis Khatulistiwa, makanannya luar biasa..

      Hapus
  2. Makanan d d'bamboo ny halal ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya bantu jawab. Kalau menurut penjualnya sih halal tapi blom liat memajang sertifikat halal dari MUI

      Hapus
  3. Mari mlipir lagi ke sini bu..... kita eksplore yang enak enak lagi :)

    BalasHapus