Jumat, 24 April 2015

Pengusaha Pribumi Pertama Bergelar Profesor: Chairul Tanjung Disamakan Dengan HOS Tjokroaminoto





Jadi pengusaha sukses itu sulit. Mendapat gelar profesor juga tidak gampang. Chairul Tanjung meraih dua capaian itu. Bos TransCorp yang juga Menteri Perekonomian di Kabinet era SBY ini, mendapat kehormatan dari Universitas Airlangga Surabaya, yaitu dianugerahi gelar Profesor untuk Guru Besar Ilmu Kewirausahaan. Chairul Tanjung adalah pengusaha pribumi pertama yang bergelar profesor. Sebelumnya, pengusaha lain yang bergelar profesor yaitu Dato Sri Prof Dr Tahir (pendiri Mayapada).
Gelar diberikan dalam sidang terbuka Senat Universitas Airlangga, yang dipimpin Rektor Prof Dr Fasichul Lisan, di Kampus C, kemarin. Ribuan mahasiswa dan masyarakat umum membanjiri kampus. Ratusan orang penting datang untuk menyampaikan selamat. Presiden ke-6 Prof Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Bu Ani hadir. Wapres ke-11 Prof Boediono dan Ibu juga datang. Hampir semua kabinet Indonesia Bersatu jilid 1 dan 2 datang. Antara lain yang terlihat, Djoko Suyanto, Hatta Rajasa, Purnomo Yusgiantoro, EE Mangindaan, Syarief Hasan, Muhaimin Iskandar, Anton Apriantono, Djusman Syafii Djamal, Amir Syamsuddin, Denny Indrayana dan Sjafrie Sjamsoeddin.
Sudi Silalahi duduk di deretan kursi rektorat sebagai Ketua Majelis Wali Amanat. Sedangkan di barisan kursi para profesor, terlihat sejumlah wajah yang sangat dikenal namun agak pangling karena mengenakan toga dengan medali kehormatan profesor. Antara lain Prof M Nuh dan Prof Armida Alisyahbana yang duduk bersama para guru besar dari seluruh universitas di Indonesia. Di antara mereka juga ada Ketua MA Prof Hatta Ali dan Ketua MK Prof Arief Hidayat.
Suasana siang itu terasa bersahabat dan penuh tawa ceria. Kampus Unair seakan jadi tempat reunian pejabat di pemerintahan SBY. 
Tamu penting lainnya yang datang yaitu Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto dan wakilnya Fadli Zon. Dari Kabinet Kerja Pemerintahan Jokowi, ada empat menteri yang datang. Yaitu Menteri Perindustrian Saleh Husin, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, Menteri Agraria Ferry Mursyidan Baldan dan Menteri Ristek Pendidikan Tinggi Prof Muhammad Nasir, yang duduk persis di samping Rektor Unair.
Di luar itu, sejumlah gubernur dan kepala daerah juga datang. Kepala daerah yang paling meriah mendapat tepuk tangan adalah Tri Risma Harini. Nama Walikota Surabaya itu disebut oleh Rektor, lantas disorot kamera dan gambarnya muncul di layar lebar. Risma kelihatan hanya senyum tipis saja.
Saat pengukuhan, Chairul Tanjung menyampaikan pidato berjudul CT-preunership: Perpaduan Pragmatisme, Idealisme dan Tata Nilai Indonesia. Selama sekitar 45 menit. CT, sapaan akrab Chairul Tanjung mengisahkan perjalanan hidupnya, jatuh bangun saat memulai bisnis hingga akhirnya dianggap jadi pengusaha sukses.




Menurut CT, virus entrepreunership saat ini sudah mulai menjamur. “Dulu, 34 tahun lalu, saat saya menghasilkan rupiah pertama, menjadi pengusaha bukanlah pilihan populer,” kenangnya.
Selanjutnya, CT banyak memberikan kiat apa bagaimana menjadi pengusaha. Dan apa bagaimana memulai usaha. Apakahpengusaha dilahirkan atau diciptakan? Bisakah setiap orang menjadi pengusaha? Benarkah untuk jadi pengusaha harus dekat dengan penguasa? Kalau tidak punya modal uang apa benar tidak bisa jadi pengusaha? Pertanyaan-pertanyaan itulah yang dijawab CT, dengan bahasa sederhana dan logis. CT juga memberikan contoh-contoh pengusaha hebat yang dulunya hanya orang biasa, tak punya modal, tapi pandai menangkap atau menciptakan peluang. Misalnya pengusaha nasional seperti Tirto Utomo (Aqua), Bob Sadino sampai Bill Gates dan Mark Zuckerberg.
“Saya jadi pengusaha karena kesulitan ekonomi. Tidak ada modal. Mohon saya dimaafkan, jika akhirnya kini saya tidak jadi dokter gigi,” kata CT sambil melirik ke arah Rektor UI, yang duduk di deretan kursi para guru besar. CT lulus dari Fakultas Kedokteran gigi UI tahun 1987.
Pernahkah CT mengalami kegagalan? “Wah tidak terhitung banyaknya. Saking seringnya, kini saya bersahabat dengan kegagalan,” katanya. Jadikan kegagalan sebagai sahabat baik, sehingga saat dia datang disambut dengan senyuman, bukan kemarahan. Dari kegagalan, kita jadi bisa mengidentifikasi masalah, mencari penyebabnya, belajar dari kesalahan dan akhirnya mencari jalan yang benar.
CT mengatakan, orang sering menganggap jadi pengusaha itu enak. Dari luar terlihat hidupnya penuh kemewahan. Tapi benarkah begitu kenyataanya? Ternyata tidak juga. Justru sering di tengah kemewahan itu, pengusaha sendiri tak merasakannya. “Kenyataannya sering painfull. Sakit. Saking sakitnya, ya sakitnya tuh di sini,” kata CT sambil tertawa.
Apa itu CT-preuneurship? Itu adalah akumulasi pemikiran yang bersumber dari pengalaman selama 30 tahun menjadi pengusaha. Menggabungkan idealisme, pragmatisme dan aspek tata nilai budaya dan agama yang dia anut, dengan tujuan akhir mencari keberkahan Tuhan.
Rektor Unair Prof Fasichul Lisan menyebut CT sebagai Tjokroaminoto masa kini. Sebab, CT mengamalkan ajaran Tjokroaminoto: setinggi-tingginya ilmu, semurni-murni tauhid dan sepintar-pintar siasat. “Kiranya itu tidak berlebihan,” kata Fasichul Lisan. CT juga pas dianggap sebagai Buya Hamka masa kini. CT dianggap memahami ilmu dan ucapan Buya Hamka yang terkenal: ujung akal itu fikir, dan pangkal agama itu zikir. NAN

Tulisan ini sudah dimuat
Harian Rakyat Merdeka
Edisi Minggu, 19 April 2015